Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi

Mulyadi (2001:2) menyatakan bahwa sistem adalah sekolompok unsure yang mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan moscove dalam Baridwan (1998:4) mendefinisikan sistem sebagai suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (disebut sub sistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sementara Cole dan Neuschel dalam Baridwan (1998:3) menyatakan bahwa sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh (terintegrasi) untuk melaksanakan suatu kegiatan/fungsi utama dari perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dirumuskan bahwa sistem terdiri dari beberapa elemen-elemen yang merupakan bagian terpadu dari suatu sistem yang bersangkutan. Elemen-elemen system tersebut berhubungan erat satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran suatu sistem dapat tercapai. Pada dasarnya sesuatu dapat dikatakan sistem, apabila memenuhi dua syarat. Pertama adalah memilik bagian-bagian yang paling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu, kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output.

Informasi merupakan salah satu komponen yang penting kehadirannya untuk menunjang faktor lainnya seperti modal, sumber daya manusia, dan lainnya. Menurut Jogiyanto (2000:24) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu :

  1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan, dimana informasi tersebut harus dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.
  2. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal untuk oraganisasi.
  3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Salah satu alat penyaji informasi adalah akuntansi, akuntansi merupakan alat untuk menginformasikan keadaan suatu perusahaan atau organisasi. Akuntansi sebagai alat informasi mempunyai aktivitas-aktivitas yang terdiri dari pencatatan, pengolahan data, penganalisaan data, penyusunan laporan-laporan tertentu, dan pemahaman data untuk pengawasan efisiensi. Menurut Harahap (1995:1) akuntansi adalah bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu periode waktu tertentu. Oleh karena itu akuntansi sebagai alat dalam mengolah data akuntansi dan keuangan, maka diperlukan suatu system akuntansi untuk dapat menyampaikan informasi akuntansi tersebut kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Bodnar dan Hopwood (2000:1) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, sedangkan Widjajanto (2001:4) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan formulir catatan, peralatan, termasuk komputer serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaanya, dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Pendapat lain mengenai Sistem Informasi Akuntansi dinyatakan Mulyadi (2001:30) yaitu sub sistem dari sistem akuntansi manajemen yang terdapat dalam suatu organisasi yang mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memnuhi pemakai intern dan ekstern.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa SIA adalah suatu komponen yang mengubah data menjadi informasi yang akan digunakan oleh pihak yang membutuhkan seperti intern dan pihak ekstern. Cushing (1995:5) mengatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai peranan penting dalam menunaikan tugas-tugas yaitu :

  1. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan berbagai aktivitas yang dilaksanakan.
  2. Menyediakan informasi untuk banyak orang dan badan atau instansi yang mempunyai kepentingan pada aktivitas-aktivitas tersebut.

Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi memiliki peranan penting di dalam menyediakan informasi untuk tingakt manajemen dan juga memegang peranan penting terhadap efektivitas organisasi perusahaan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Akuntansi harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang efektif.

Halim (1994:30) mengatakan bahwa untuk menyusun Sistem Informasi Akuntansi diperlukan tahap-tahap pekerjaan, yaitu :

  1. Tahap Analisis. Tahap ini dialkukan untuk memperoleh informasi tentang sistem yang sedang berlaku. Informasi yang dikumpulkan terutama mengenai kelebihan atau kebaikan dan kelemahan sistem yang berlaku.
  2. Tahap perencanaan dan pemilihan. Tahap perencanaan dan pemilihan yaitu tahap penyusunan sistem informasi baru. Perencanaan sistem ini terutama ditujukan untuk menghilangkan kekurangan atau kelemahan sistem yang sedang berlaku. Tahap ini juga direncanakan dandilakukan pemilihan komputer yang akan digunakan.
  3. Tahap implementasi. Tahap memasang system informasi yang baru di perusahaan. Tahap ini dilakukan untuk menggantikan sistem informasi yang lama dengan yang baru.
  4. Tahap pelaksanaan sistem dan pengawasan. Tahap ini adalah dimulainya penggunaan sistem informasi baru untuk mengolah data dan juga perencanaan sistem yang dilakukan untuk pengawasan agar dapat mengikuti pelaksanaan sistem informasi yang baru.

Comments

Popular posts from this blog

Transactions’ Cycles and Internal Control